Minggu, 31 Agustus 2008

di titik nol ..

Sekian lama terkurung di ruang sempit menghimpit. Tak ada yang dapat kutatap hanya gambar hitam putihmu yang bergantung di setiap sudut. Tak kulihat warna-warni gambar selain potret burammu. Dalam masa cukup panjang aku meradang terjatuh hingga ke dasar curam. Aku berada dalam kehidupan kurva minus. Tak kurasa nikmat karunia-Nya yang tampak hanya duka sepanjang masa. Inikah yang dinamakan kufur nikmat? Sungguh kemalangan itu terus menjadi hantu gentayangan yang menyelubungi kabul. Hilang akal. Hilang kewarasan. Jalan buntu. Aku menjadi gila.

Kini cukup sudah di Ramadhan suci kurva bergerak cepat hingga berada di titik nol. Dalam sujudku pada-Nya kumohon tetapkan jiwa pada-Nya. Ya.. Muqolibul Qulub. Ku tak mau terjatuh ke sekian kali ke pusaran duka hingga terhijab rahmat-Nya. Kubuka mata hati. Kurasa indah aneka warna. Ini karunia Mahabesar-Nya. Cukup pada-Nya mencinta. Ku tak mau duka karenanya.

Di titik nol ku bulat tekad hapus duka bersamamu. Ku harus beranjak naik ke kurva positif dalam Ramadhan suci. Kupinta dalam doa.

Ya Rob..
kepada-Mu hanya memohon
Engkau Sang Mahapengabul doa
Engkau Sang Mahapembolak-bali hati manusia
tutup pintu hati untuknya
karena duka selalu bersamanya
dan hamba buta akan karunia Mahabesar-Mu

Ya Rob..
di Ramadhan suci
tetapkan hati pada Ilahi Robi
beri cinta sejati
hanya pada Rob Sang Khalik Penguasa Jagat Raya
hanya untuk Rob Sang Pemilik Hati
serta pada Sang Kekasih Mahalembut-Mu
Shalawat serta salam bagi Beliau
Rosulullahu Salallahu Alaihi Wassalam

Ya Rob...
tunjukilah ke jalan-Mu
jalan yang Engkau beri nikmat
bukan jalan sesat

Di titik nol kupendam segala duka di kedalaman tiada terkira. Di titik nol kutanam senyum sebagai rasa senang dalam karunia kehendak-Nya.
Sayonara pada mu. Marhaban Ya Ramadhan.

1 komentar:

Tria Emerlin mengatakan...

di titik nol.. aku berada,, :)