Rabu, 27 Agustus 2008

Kemerdekaan Berkata Tidak

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kecendrungan orang-orang yang memiliki kekuatan untuk menaklukan atau menekan orang yang berada di bawah posisinya. Hal itu sangat dimungkinkan untuk memenuhi keinginan mereka. Satu contoh kecil bagaimana kita merasakan tekanan dari para preman yang memaksa kita untuk menaiki angkutan umum yang mereka tunjukkan. Padahal bagaimana dongkolnya kita setelah berada di kendaraan yang tidak jalan-jalan karena menunggu penumpang.

Kita sangat terpaksa menaiki kendaraan tersebut karena ada tekanan yang memaksa untuk menaiki kendaraan tersebut. Rasanya cukup sulit untuk mengatakan "tidak" pada preman tersebut karena kurangnya keberanian untuk mengatakannya. Secara psikologis posisi lemah kita ditekan oleh para preman untuk menuruti kehendak mereka.

Itu salah satu kasus bagaimana sulitnya untuk mengatakan tidak, padahal kita berada di negara merdeka seyogianya kita pun memiliki kemerdekaan penuh sebagai manusia. Kita harus terbebas dari tekanan atau intimidasi sehingga dapat berkata apapun dengan leluasa. Yang jelas bahwa perkataan itu tidak menekan atau mengintimidasi orang lain atau kata tersebut tidak merugikan orang lain seperti halnya fitnah.

Bagaimana upaya kita agar dapat hidup bebas? Bebas berkata sesuai yang ada pada hati nurani? Salah satu langkah dengan melepas ketakutan yang mengkungkung diri kita. Kita harus mampu menumbuhkan keberanian menolak tekanan yang ada. Pada kasus di atas, maka kita harus membangun keberanian dengan melawan tekanan dari preman tersebut. Maka katakanlah "TIDAK" pada preman, maka jadilah diri kita merdeka untuk berkata dengan melawan ketakutan dalam diri sendiri.

Tidak ada komentar: