Kamis, 28 Agustus 2008

kau

Tak tahulah mengapa langkah ini tertuju padanya. Mungkin inilah salah satu keajaiban sihirnya yang dapat memikat. Sekali mendekat ia akan lekat. Dirinya biasa saja. Kata-katanya adalah mantra bertuah yang menebar cinta dan tuba. Aku salah satu yang mengalaminya. Hingga kini tak dapat lepas darinya. Sungguh ini kemalangan atau anugerahkah. Ia telah berpaling dariku tapi bayang-bayangnya terus menghantui bahkan merasuki ruh. Kata-kata yang ada adalah dirinya. Hari-hari adalah dirinya padahal ia tiada. Mengapa cinta itu begitu merasuki sukma hingga aku menjadi gila karenanya.

Kau di sana dulu kau hembuskan di hatiku aroma wangi cintamu hingga meresap ke ulu hati dan tertanam abadi di dalamnya. Cintamu bagai madu dan racun yang keduanya sulit terbedakan, karena aku menikmati keduanya. Cintamu manis racunmu pahit. Aku menelan keduanya hingga tiada bersisa. Hingga tiada kurasa pahit itu, hingga tiada kurasa manis itu yang menjelma adalah rasa yang melekat.

Mengapa sangat sulit aku melepasmu. Inikah mantera sihir saktimu yang membuatku gila. Oh jangan.. jangan kau tebar mantera itu pada yang lain. Cukup hanya aku merasai hingga lunglai lemas jiwa raga. Kuucap doa pada-NYA tida terhitung jumlahnya untuk mengusirmu dari jiwa. Kupinta pada-NYA hapus kau dari kalbuku, hingga lepas derita yang membuatku merana, gelisah sepanjang masa. Tapi itu juga belum mampu mencabut sekadar namamu di hatiku hingga aku bisa melupa.

Aku kini diam. Berserah pada-NYA. Tiada dapat kuperbuat mantra sihirmu terlampau kuat dan aku sekarat. Ya Rob..tolong hamba-MU.

Tidak ada komentar: